ILMU
DAN HAYAT
A.
Ilmu (علم)
Ilmu
(علم)
artinya maha mengetahui, maksudnya adalah allah itu dzat yang maha mengetahui.
Allah swt mengetahui hal dan peristiwa segala tiap-tiap yang nyata dan terang
maupun yang rahasia dan tersembunyi. Untuk mengetahui segala sesuatu harus
dengan ilmu, hal ini berarti menunjukkan bahwa ilmu allah itu sangat luas dan
tak terbatas, sangat dalam tak terduga kendatipun seluruh ilmuwan dan para ahli
berkumpul diatas dinia ini dan ilmu mereka dijadikan satu, maka itu masih
sangat sedikit apabila dibandingkan dengan ilmu allah. Berjuta-juta masalah
yang belum dapat diselesaikan dan ditemukan hakikatnya. Sebagaimana firman
allah dalam surat al-an’am ayat 59 :
59.
dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz)"
Diantara
sifat-sifat allah yang wajib bagi zat yang wajib ada adalah sifat “ilmu” (maha
mengetahui). Maksudnya adalah terbukanya tabr sesuatu bagi zat ang telah tetap
sifat itu bagi-Nya. Sebab sifat ilmu itu termasuk sifat-sifat wujudiah yang
menjadi sifat bagi yang wajib ada. Segala sifat yang dipandang menjadi
kesempurnaan bagi wujud wajiblah ada pada dirnya. Maka karena itu teranglah,
bahwa allah swt itu berilmu (‘alim, maha mengetahui).
Kenyataan
menunjukkan bahwa ilmu menjadi kesempurnaan bagi segala sesuatu yang mungkin
wujud (ada). Dan diantara yang termasuk mungkin wujud itu adalah dzat yang
memiliki ilmu (‘alim). Maka sekiranya yang wajib ada itu tidak ‘alim (tidak
berilmu),tentu akan terdapat dalam sesuatu yang mungkin ada itu zat (substansi)
yang lebih sempurna keadaannya dari pada zat yang wajib ada, sedangkan itu
mustahil.
Kemudian
dzat yang wajib ada itulah yang menjadi pemberi ilmu dalam alam yang mungkin
ini. Tentu tidak masuk akal sama sekali bahwa yang menjadi sumber ilmu tidak
mempunyai ilmu. Sebagaimana firman allah dalam surat al-kahfi ayat 109 :
109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu
(pula)".
Allah
swt berilmu dengan arti mengetahui segalanya. Tidak ada sat kejadian atau
masalah yang kecil atau besarnya yang tidak diketahui oleh Allah swt. Allah swt
tidak boleh dikatakan tidak tahu, bodoh, dan sebagainya. Dengan ilmu yang setinggi
dan sesempurna itulah allah menciptakan segala benda dan alam ini seluruhnya.
Dan dengan ilmu yang sempurna dan setinggi itu pula allah mengadakan peraturan
bagi setiap alam yang dicipakan allah swt. Dengan pengetahuan dan ilmu yang
begitu tinggi dan sempurna, begitulah allah membuat aturan yang berupa perintah
atau larangan bagi manusia.
Aturan
atau perintah dan larangan allah itu ialah agama yang diturunkan Allah dengan
perantara nabi dan para rasulnya yang dari dahulu sampai sekarang bernama agama
islam.sadarlah kita hendaknya sesadar-sadarnya bahwa segala perintah dan
larangan allah yang tercantum dalam kitab-kitab sucinya itu pasti baik untuk
dipatuhi dan dijalankan oleh manusia.
Berilmunya
allah itu adalah termasuk diantara hal-hal yang lazim bagi wujudnya,
sebagaimana telah diketahui. Ilmu allah mengatasi segala macam ilmu, karena
tinggi martabat wujudNya diatas segala yang wujud (ada). Maka teranglah pula,
bahwa ilmu allah meliputi segala sesuatu yang dapat dicapai oleh ilmu
pngetahuan.
Berilmunya
allah adalah satu dari kelaziman bagi wujudnya. Maka dari itu ia tidak
berkehendak kepada sesuatu yang lain selain kepada dzatnya sendiri. Ia adalah
“azali”. Dzat wujudnya tidak berawal dan
tidak berakhir (abadi), bebas tidak bisa dicapai dengan alat.
Diantara
dalil-dalil yang membuktikan tentang tetap adanya ilmu allah ialah apa yang
kita saksikan sendiri pada struktur (susunan) alam yang mungkin ini, berupa
hukum-hukum dan kerapiannya, terletak segala sesuatu pada tempatnya yang
semestinya tetap masing-masing pada bidang yang diperlukan dalam wujud dan
kekalnya. Ini jelas nyata bagi mata orang yang suka memperhatikan apa yang
ditunjukkan oleh benda-benda alam, baik besar (makro) maupun kecil (mikro),
tinggi ataupun rendah.
Ilmu
allah swt tidak terbatas
Allah
swt mempunyai ilmu yang tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di
langit dan di bumi baik yang ghaib maupun yang nyata. Sebagaimana firman Allah
dalam surat al-hajj ayat 70:
70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian
itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu
Amat mudah bagi Allah.
Pada
ayat lain, allah berfirman dalam surat al-hasyr ayat 22 :
22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tidak
ada yang tersembunyi dari Allah swt. Sebutir biji dalam gelap gulita di bumi
yang berlapis-lapis tetap diketahui oleh allah swt. Seperti firman Allah dalam
surat al-am’am ayat 59. Ilmu allah swt memang maha luas, tiada batas, dia
mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi. Manusia, malaikat, dan makhluk mana
pun tidak akan bisa menyelami lautan ilmu allah swt. Bahkan untuk mengetahui
ciptaan allah saja manusia tidak akan mampu. Seperti yang digambarkan dalam
firman Allah dalam surat al-kahfi ayat 109.
Kemudian
dijelaskan juga, bahwa hal-hal yang bersikap khusus pun mendapat sorotan dan
tidak luput dari pengetahuan allah, supaya kita ini sadar bahwa tidak ada
sesuatu pun yang diluar pengetahuanya seperti persoalan berikut :
1.
Allah maha
mengetahui perbuatan orang-orang yang zalim.
Perbuatan
zalim itu tidak hanya dibenci oleh allah akan tetapi juga dibenci oleh manusia,
walaupun perbuatan zalim itu terjadi dikalangan manusia itu sendiri. Siapa pun
orangnya tidak ada manusia yang rela dizalimi oleh orang lain, walaupun dia
sendiri kadang-kadang tidak segan menganiaya (menzalimi) orang lain. Kalau
terjadi pelanggaran (penganiayaan) maka ada sebagian orang yang luput dari
tuntutan hukum, mungkin karena tidak diketahui oleh penegak hukum atau karena
salah dalam menegakkan hukum. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah
ayat 95 :
95. dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu
selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan
mereka (sendiri), dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.
2.
Allah maha
mengetahui apa yang ada di dalam hati.
Semua
makhluk allah ini, tidak ada yang mampu membaca atau mengetahui apa yang
terlintas dalam hati seseorang yang baik maupun yang jahat. Bagi allah tidak
ada yang tersembunyi, semuanya terekam dengan baik. Hal ini dijelaskan dalam
surat ali-imran ayat 119 :
119. Beginilah kamu, kamu
menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada
Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami
beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari
antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
"Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala
isi hati.
Kalau
kita sadari bahwa allah maha tahu apa yang melintas dalam hati seseorang, tentu
memasang niat pun hars disaring dan jangan sembarangan. Dengan demikian semua
cita-cita dan keinginan kita dapat terkontrol dengan baik.
3.
Allah maha mengetahui
orang-orang berbuat kerusakan.
Firman
allah dalam surat ar-rum ayat 41 :
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Sebenarnya
manusia ini bukan tidak tahu bahwa merusak lingkungan, menebang kayu dihutan itu
tidak ada bahayanya. Kesadaran yang kurang sehingga kepentingan orang banyak
terkalahkan dengan kepentingan pribadi (individu). Disinilah letak arti penting
kita memahami sifat allah ilmu (علم) ini supaya kita tidak membuat bermacam
dalih yng mungkin tidak terungkapkan oleh manusia lain (penegak hukum), tetapi
tetap diketahui oleh allah yang maha mengetahui.
4.
Allah maha
mengetahui orang-orang yang bertaqwa.
Orang
yang bertakwa ialah orang yang melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala
larangannya. Pada awal surat al-baqarah disebutkan ciri-ciri orang yang
bertakwa adalah percaya pada yang ghaib, mendirikan sholat, menafkahkan
sebagian harta (karunia) yang dianugerahkan oleh allah swt, percaya kepada
alquran, dan kitab-kitab sebelum alquran dan orang yakin terhadap hari
berbangkit.
Itulah
diantara ciri-ciri orang yang bertakwa. Jadi, apabila semua perintah allah
telah dilaksanakan dan semua larangannya telah ditinggalkan maka orang tersebut
termasuk orang yang bertakwa dan allah benar-benar mengetahui semuanya. Firman
allah dalam surat at-taubah ayat 44 :
44. orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak
ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang
yang bertakwa.
Allah
tidak hanya mengetahui yang perbuatan zalim, kerusakan dimuka bumi dan niat
jahat yang ada dalam hati manusia saja, tetapi juga mengetahui semua perbuatan
yang bersifat positif dan negatif juga selalu dalam pantauan dan pengetahuan
allah. Oleh karena itu, kita sebagai hamba allah swt seharusnya terdorong untuk
menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui,
masih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.
B.
Hayat (حياة)
Hayat
(حياة)
artinya hidup, maksudnya allah maha hidup dan hidup allah swt adalah kehidupan
abadi, tidak pernah musnah dan tidak akan mati walaupun alam ini akan binasa.
Allah swt yang memberikan kehidupan kepada kehidupan makhluknya. Kehidupan
tidak akan pernah ada apabila tidak dihidupkan oleh allah swt. Sebagaimana
firman allah swt dalam surat al-furqan ayat 58 :
58. danbertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak
mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui
dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
Pada
ayat lain Qs. Al-baqarah ayat 255 :
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit
dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.
Adapun
sifat mustahil dari hayat (hidup) adalah al-mautu yang artinya mati. Hidupnya
allah swt berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain kita lihat
bahwa allah hidup tanpa ada yang menghidupkan sedangkan manusia dan makhluk
hiduplainnya hidup karena ada yang menghidupkan, mereka dihidupkan karena allah
swt.
Allah
hidup tidak bergantung dengan yang lain sedangkan manusia hidupnya sangat
bergantung pada orang lain. Sifat allah adalah hidup selama-lamanya, tidak
mati, tidak dibunuh atau di salib. Kalau bisa mati, di bunuh atau di salib
berarti bukan allah melainkan manusia. Allah swt yang hidup kekal lagi terus
menerus ini mengurus semua makhluknya, tidak pernah ngantuk dan tidak pernah
tidur apalagi mati.
Oleh
sebab itu, hidup allah swt tidak bernyawa, tidak memerlukan nafas, tidak
membutuhkan makanandan minuman dan tidak memerlukan air, api, tanah, dan angin.
Malah hidup allah swt itu tidak serupa seperti sebagaimana hidup makhluk seperti
manusia umpamanya. Kalau kita perhatikan, manusia hidupnya bermula dari
kanak-kanak kemudian remaja dan selepas itu dewasa dan akhirnya tua. Akan
tetapi hidupnya allah swt itu tidak sepertimana tingkat-tingkat hidup yang
disebutkan itu. Karena allah swt tidak menempuh hidup seperti manusia.
Hakikat
sifat hayat (حياة)
Hakikat sifat hayat bagi allah swt adalah
sesuatu sifat yang qadim lagi azali dan yang berdiri pada dzat allah swt.
Dengan sifat hayat inilah allah mengesahkan segala sifat idrak atau “pendapat”.
Hayat menunjukkan bahwa allah swt wajib memiliki semua sifat-sifat yang
sempurna karena hilangnya satu dari sifat Allah dari kesempurnaannya maka hal
ini menunjukkan suatu kelemahan. Jika hidup allah adalah hidup yang paling
sempurna maka penetapan allah maha hidup sama dengan menafi’kan sifat-sifat
kesempurnaan hidupnya.
Oleh karena itu, kita sebagai hamba
haruslah selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik yang kita
lakukan selalu di awasi dan di catat oleh allah swt, tidak ada yang terlewatkan
kelak diakhirat nanti seliruh amalan yang kita lakukan akan dipersoalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar