Selasa, 15 September 2015

Sifat Allah ilmu dan hayat



ILMU DAN HAYAT
A.    Ilmu (علم)
Ilmu (علم) artinya maha mengetahui, maksudnya adalah allah itu dzat yang maha mengetahui. Allah swt mengetahui hal dan peristiwa segala tiap-tiap yang nyata dan terang maupun yang rahasia dan tersembunyi. Untuk mengetahui segala sesuatu harus dengan ilmu, hal ini berarti menunjukkan bahwa ilmu allah itu sangat luas dan tak terbatas, sangat dalam tak terduga kendatipun seluruh ilmuwan dan para ahli berkumpul diatas dinia ini dan ilmu mereka dijadikan satu, maka itu masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan ilmu allah. Berjuta-juta masalah yang belum dapat diselesaikan dan ditemukan hakikatnya. Sebagaimana firman allah dalam surat al-an’am ayat 59 :
59. dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Diantara sifat-sifat allah yang wajib bagi zat yang wajib ada adalah sifat “ilmu” (maha mengetahui). Maksudnya adalah terbukanya tabr sesuatu bagi zat ang telah tetap sifat itu bagi-Nya. Sebab sifat ilmu itu termasuk sifat-sifat wujudiah yang menjadi sifat bagi yang wajib ada. Segala sifat yang dipandang menjadi kesempurnaan bagi wujud wajiblah ada pada dirnya. Maka karena itu teranglah, bahwa allah swt itu berilmu (‘alim, maha mengetahui).
Kenyataan menunjukkan bahwa ilmu menjadi kesempurnaan bagi segala sesuatu yang mungkin wujud (ada). Dan diantara yang termasuk mungkin wujud itu adalah dzat yang memiliki ilmu (‘alim). Maka sekiranya yang wajib ada itu tidak ‘alim (tidak berilmu),tentu akan terdapat dalam sesuatu yang mungkin ada itu zat (substansi) yang lebih sempurna keadaannya dari pada zat yang wajib ada, sedangkan itu mustahil.
Kemudian dzat yang wajib ada itulah yang menjadi pemberi ilmu dalam alam yang mungkin ini. Tentu tidak masuk akal sama sekali bahwa yang menjadi sumber ilmu tidak mempunyai ilmu. Sebagaimana firman allah dalam surat al-kahfi ayat 109 :

109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Allah swt berilmu dengan arti mengetahui segalanya. Tidak ada sat kejadian atau masalah yang kecil atau besarnya yang tidak diketahui oleh Allah swt. Allah swt tidak boleh dikatakan tidak tahu, bodoh, dan sebagainya. Dengan ilmu yang setinggi dan sesempurna itulah allah menciptakan segala benda dan alam ini seluruhnya. Dan dengan ilmu yang sempurna dan setinggi itu pula allah mengadakan peraturan bagi setiap alam yang dicipakan allah swt. Dengan pengetahuan dan ilmu yang begitu tinggi dan sempurna, begitulah allah membuat aturan yang berupa perintah atau larangan bagi manusia.
Aturan atau perintah dan larangan allah itu ialah agama yang diturunkan Allah dengan perantara nabi dan para rasulnya yang dari dahulu sampai sekarang bernama agama islam.sadarlah kita hendaknya sesadar-sadarnya bahwa segala perintah dan larangan allah yang tercantum dalam kitab-kitab sucinya itu pasti baik untuk dipatuhi dan dijalankan oleh manusia.
Berilmunya allah itu adalah termasuk diantara hal-hal yang lazim bagi wujudnya, sebagaimana telah diketahui. Ilmu allah mengatasi segala macam ilmu, karena tinggi martabat wujudNya diatas segala yang wujud (ada). Maka teranglah pula, bahwa ilmu allah meliputi segala sesuatu yang dapat dicapai oleh ilmu pngetahuan.
Berilmunya allah adalah satu dari kelaziman bagi wujudnya. Maka dari itu ia tidak berkehendak kepada sesuatu yang lain selain kepada dzatnya sendiri. Ia adalah “azali”. Dzat wujudnya tidak berawal  dan tidak berakhir (abadi), bebas tidak bisa dicapai dengan alat.
Diantara dalil-dalil yang membuktikan tentang tetap adanya ilmu allah ialah apa yang kita saksikan sendiri pada struktur (susunan) alam yang mungkin ini, berupa hukum-hukum dan kerapiannya, terletak segala sesuatu pada tempatnya yang semestinya tetap masing-masing pada bidang yang diperlukan dalam wujud dan kekalnya. Ini jelas nyata bagi mata orang yang suka memperhatikan apa yang ditunjukkan oleh benda-benda alam, baik besar (makro) maupun kecil (mikro), tinggi ataupun rendah.
Ilmu allah swt tidak terbatas
Allah swt mempunyai ilmu yang tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi baik yang ghaib maupun yang nyata. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-hajj ayat 70:

70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah.
Pada ayat lain, allah berfirman dalam surat al-hasyr ayat 22 :

22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tidak ada yang tersembunyi dari Allah swt. Sebutir biji dalam gelap gulita di bumi yang berlapis-lapis tetap diketahui oleh allah swt. Seperti firman Allah dalam surat al-am’am ayat 59. Ilmu allah swt memang maha luas, tiada batas, dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi. Manusia, malaikat, dan makhluk mana pun tidak akan bisa menyelami lautan ilmu allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan allah saja manusia tidak akan mampu. Seperti yang digambarkan dalam firman Allah dalam surat al-kahfi ayat 109.
Kemudian dijelaskan juga, bahwa hal-hal yang bersikap khusus pun mendapat sorotan dan tidak luput dari pengetahuan allah, supaya kita ini sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang diluar pengetahuanya seperti persoalan berikut :
1.      Allah maha mengetahui perbuatan orang-orang yang zalim.
Perbuatan zalim itu tidak hanya dibenci oleh allah akan tetapi juga dibenci oleh manusia, walaupun perbuatan zalim itu terjadi dikalangan manusia itu sendiri. Siapa pun orangnya tidak ada manusia yang rela dizalimi oleh orang lain, walaupun dia sendiri kadang-kadang tidak segan menganiaya (menzalimi) orang lain. Kalau terjadi pelanggaran (penganiayaan) maka ada sebagian orang yang luput dari tuntutan hukum, mungkin karena tidak diketahui oleh penegak hukum atau karena salah dalam menegakkan hukum. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 95 :

95. dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

2.      Allah maha mengetahui apa yang ada di dalam hati.
Semua makhluk allah ini, tidak ada yang mampu membaca atau mengetahui apa yang terlintas dalam hati seseorang yang baik maupun yang jahat. Bagi allah tidak ada yang tersembunyi, semuanya terekam dengan baik. Hal ini dijelaskan dalam surat ali-imran ayat 119 :

119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.

Kalau kita sadari bahwa allah maha tahu apa yang melintas dalam hati seseorang, tentu memasang niat pun hars disaring dan jangan sembarangan. Dengan demikian semua cita-cita dan keinginan kita dapat terkontrol dengan baik.
3.      Allah maha mengetahui orang-orang berbuat kerusakan.
Firman allah dalam surat ar-rum ayat 41 :

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).


Sebenarnya manusia ini bukan tidak tahu bahwa merusak lingkungan, menebang kayu dihutan itu tidak ada bahayanya. Kesadaran yang kurang sehingga kepentingan orang banyak terkalahkan dengan kepentingan pribadi (individu). Disinilah letak arti penting kita memahami sifat allah ilmu (علم) ini supaya kita tidak membuat bermacam dalih yng mungkin tidak terungkapkan oleh manusia lain (penegak hukum), tetapi tetap diketahui oleh allah yang maha mengetahui.
4.      Allah maha mengetahui orang-orang yang bertaqwa.
Orang yang bertakwa ialah orang yang melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala larangannya. Pada awal surat al-baqarah disebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa adalah percaya pada yang ghaib, mendirikan sholat, menafkahkan sebagian harta (karunia) yang dianugerahkan oleh allah swt, percaya kepada alquran, dan kitab-kitab sebelum alquran dan orang yakin terhadap hari berbangkit.
Itulah diantara ciri-ciri orang yang bertakwa. Jadi, apabila semua perintah allah telah dilaksanakan dan semua larangannya telah ditinggalkan maka orang tersebut termasuk orang yang bertakwa dan allah benar-benar mengetahui semuanya. Firman allah dalam surat at-taubah ayat 44 :
Ÿ
44. orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.

Allah tidak hanya mengetahui yang perbuatan zalim, kerusakan dimuka bumi dan niat jahat yang ada dalam hati manusia saja, tetapi juga mengetahui semua perbuatan yang bersifat positif dan negatif juga selalu dalam pantauan dan pengetahuan allah. Oleh karena itu, kita sebagai hamba allah swt seharusnya terdorong untuk menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.
B.     Hayat (حياة)
Hayat (حياة) artinya hidup, maksudnya allah maha hidup dan hidup allah swt adalah kehidupan abadi, tidak pernah musnah dan tidak akan mati walaupun alam ini akan binasa. Allah swt yang memberikan kehidupan kepada kehidupan makhluknya. Kehidupan tidak akan pernah ada apabila tidak dihidupkan oleh allah swt. Sebagaimana firman allah swt dalam surat al-furqan ayat 58 :

58. danbertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
Pada ayat lain Qs. Al-baqarah ayat 255 :

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Adapun sifat mustahil dari hayat (hidup) adalah al-mautu yang artinya mati. Hidupnya allah swt berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain kita lihat bahwa allah hidup tanpa ada yang menghidupkan sedangkan manusia dan makhluk hiduplainnya hidup karena ada yang menghidupkan, mereka dihidupkan karena allah swt.
Allah hidup tidak bergantung dengan yang lain sedangkan manusia hidupnya sangat bergantung pada orang lain. Sifat allah adalah hidup selama-lamanya, tidak mati, tidak dibunuh atau di salib. Kalau bisa mati, di bunuh atau di salib berarti bukan allah melainkan manusia. Allah swt yang hidup kekal lagi terus menerus ini mengurus semua makhluknya, tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur apalagi mati.
Oleh sebab itu, hidup allah swt tidak bernyawa, tidak memerlukan nafas, tidak membutuhkan makanandan minuman dan tidak memerlukan air, api, tanah, dan angin. Malah hidup allah swt itu tidak serupa seperti sebagaimana hidup makhluk seperti manusia umpamanya. Kalau kita perhatikan, manusia hidupnya bermula dari kanak-kanak kemudian remaja dan selepas itu dewasa dan akhirnya tua. Akan tetapi hidupnya allah swt itu tidak sepertimana tingkat-tingkat hidup yang disebutkan itu. Karena allah swt tidak menempuh hidup seperti manusia.
Hakikat sifat hayat  (حياة)
      Hakikat sifat hayat bagi allah swt adalah sesuatu sifat yang qadim lagi azali dan yang berdiri pada dzat allah swt. Dengan sifat hayat inilah allah mengesahkan segala sifat idrak atau “pendapat”. Hayat menunjukkan bahwa allah swt wajib memiliki semua sifat-sifat yang sempurna karena hilangnya satu dari sifat Allah dari kesempurnaannya maka hal ini menunjukkan suatu kelemahan. Jika hidup allah adalah hidup yang paling sempurna maka penetapan allah maha hidup sama dengan menafi’kan sifat-sifat kesempurnaan hidupnya.
      Oleh karena itu, kita sebagai hamba haruslah selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik yang kita lakukan selalu di awasi dan di catat oleh allah swt, tidak ada yang terlewatkan kelak diakhirat nanti seliruh amalan yang kita lakukan akan dipersoalkan.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar