Rabu, 30 Mei 2018

PERMASALAHAN PENDIDIKAN



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud permasalahan pendidikan?
2. Apa saja masalah pokok permasalahan pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui arti problematika pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam masalah pokok pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui solusi dari masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan



BAB II

PEMBAHASAN

PERMASALAHAN PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Istilah permasalahan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu "problem"  yang berarti : perbedaan (discrapancy/different) antara sesuatu yang diharapkan (what should be/has solen) dengan sesuatu yang terlihat/terdapat sebagaimana adanya tentang sesuatu. Atau permasalahan adalah perbedaan/jarak/kesenjangan antara sesuatu yang dicita-citakan (idealita) dengan sesuatu yang ternyata ada (realita).
Permasalahan pendidikan ialah perbedaan program-program pendidikan antara yang diharapan dengan kenyataan yang terlaksana di lapangan. Seperti diketahui program utama pengembangan pendidikan di tanah air adalah
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan.
b. Peningkatan mutu pendidikan.
c. Peningkatan relevansi pendidikan.
d. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan.
e. Pengembangan kebudayaan.
f. Pembinaan generasi muda. (TAP MPR RI No II/MPR/1993)
Semakin besar/lebar perbedaan antara yang dicita-citakan dengan yang nyata di lapangan, semakin besar/rumit/kompleks permasalahan tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya permasalahan pokok pendidikan antara lain: IPTEK, Laju pertumbuhan penduduk, Aspirasi masayarakat, Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

B. Masalah Pokok Pendidikan
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.  Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada pembahasan tentang masalah mutu pendidikan.
Khusus pendidikan formal atau pendidikan sekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan saksama.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemerataan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendukung.
Dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya itu diharapkan pendidikan akan semakin merata, karena merata dalam arti yang sesungguhnya tidak mungkin tercapai. Hal ini disebabkan peraturan perundang-undangan tentang wajib belajar tidak diikuti dengan sangsi bagi yang tidak mengikutinya, karena sistem pendidikan itu sendiri belum memungkinkan unuk itu.
2. Masalah Kuantitas Pendidikan
Masalah kuantitas pendidikan merupakan masalah yang menyangkut banyak murid yang harus ditampung di dalam system pendidikan atau sekolah. Masalah ini timbul karena calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung. Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Permasalahan ini mencuat terutama di SD pada tahun-tahun lampau. Tapi saat ini masalah itu sudah bisa teratasi, apalagi dengan telah banyaknya didirikan SD swasta yang dengan kata lain dapat mengatasi permasalahan kuantitas pendidikan. Sisa permasalahan ini ada pada anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. Untuk mengatasi masalah kuantitas pendidikan itu perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah agar anak-anak yang tinggal di daerah terpencil ikut merasakan pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah antara lain dengan membangun SD negeri di daerah-daerah yang masih minim kuantitas pendidikannya, dan tentunya sekolah yang dibangun juga dilengkapi sarana prasarana yang lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar.
3. Masalah Mutu atau Kualitas Pendidikan
Mutu pendidikan umumnya dilihat dari hasil (output) pendidikan itu sendiri. Kriteria untuk hasil ini adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Kadar ketercapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Kadar ketercapaian tujuan pendidikan terkecil yaitu tujuan pembelajaran khusus (TPK) indikator pencapaian hasil belajar. Kualitas ketercapaian TPK indikator selanjutnya dapat menggambarkan ketercapaian tujuan pembelajaran umum (TPU) kompetensi dasar. Demikian secara hirarki, sehingga dapat diketahui pula tujuan-tujuan yang lebih jauh/tinggi yaitu ujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran/kuliah), tujuan institusional (lembaga pendidikan) dan tujuan nasional pendidikan. Tujuan-tujuan ini dibuat/ditetapkan sebelum proses pendidikan dimulai.
Kadar ketercapaian tujuan tersebut tergantung pada unit/lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tersebut. Unit terkecil yang akan menentukan adalah guru mata pelajaran / dosen kuliah yang bersangkutan. Memang kadar ketercapaian tujuan tersebut sukar sukar ditetapkan secara eksak (pasti), karena alat ukur keberhasilan seorang anak di sekolah belum ada yang baku (standar). Adakalanya sistem penilaian ada yang menggunakan panduan acuan normal (PAN) dan acuan patokan (PAP). Rambu-rambu kadar keberhasilan (ketercapaian tujuan) secara umum dapat ditetapkan seperti kadar pencapaian tujuan minimal 75% (menurut kurikulum sekolah), indeks prestasi (IP) minimal 2,00 untuk program S1 di perguruan tinggi. Walaupun kadar minimal sudah ditetapkan, tetapi pada akhirnya yang memutuskan nilai/kadar tersebut adalah si penilai (evaluator) sendiri.
Jika seseorang itu terjun kelapangan kerja, penilaian dilakukan oleh lembaga pemakainya sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan  dan berkarya.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah perkotaan.
4. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pendidikan dikatakan efisiensi apabila penyelenggaraan pendidikan pendidikan tersebut hemat waku, tenaga, dan biaya tetapi produktivitasnya (hasil) optimal. Pendidikan dikatakan efesiensi bila pendayagunaan sumber daya yang ada (waktu,tenaga, biaya) tepat sasaran. Kadar efisiensi tergamtung pada pemberdayaan sumber daya tersebut. Bila yang terjadi misalnya tidak hemat (boros) waktu, biaya, dan tenaga tidak berfungsi secara optimal maka kadar efisiensi rendah.
Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak di antara semua unsur dan unit, baik antara sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a) Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b) Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
5. Masalah Efektivitas Pendidikan
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna. Rencana mengajar yang dibuat guru / silabus, yang dibuat dosen sebelum mengajar/ memberi kuliah terlaksana secara utuh dan sempurna seperti tujuan,materi/bahan, strategi, dan evaluasi.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak peduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
6. Masalah Relevansi Pendidikan
Pendidikan dikatakan relevan (ideal) jika sistem pendidikan dapat menghasilakn output(keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Telah dijelaskan bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
a) Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b) Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang.
c) Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.

Dari masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
a) Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan pendidikan.
b) Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c) Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
d) Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

7. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Masalah tenaga pendidik dan kependidikan meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan. Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tesedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terakhir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20 % dari kebutuhan tenaga lapangan. Sedangkan persediaan tenaga siap di angkat lebih besar daripada kebutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan. Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian. Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk berwirausaha.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak diberikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan di daerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi di luar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena terbatasnya jumlah yang dapat diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang tesedia didaerah terpencil.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan. Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru sangat memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif.
Masalah lain tenaga pendidik dan kependidikan di Indonesia :

a) Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Keadaan seperti ini menimpa lebih dari separoh guru di Indonesia, baik di SD, SLTP dan SMU/SMK. Artinya lebih dari 50 persen guru SD, SLTP dan SMU/SMK di Indonesia sebenarnya tidak memenuhi kelayakan mengajar. Dengan kondisi dan situasi seperti itu, diharapkan pendidikan yang berlangsung di sekolah harus secara seimbang dapat mencerdaskan kehidupan anak dan harus menanamkan budi pekerti kepada anak didik. “Sangat kurang tepat bila sekolah hanya mengembangkan kecerdasan anak didik, namun mengabaikan penanaman budi pekerti kepada para siswanya.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
b)  Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi pedagang buku/LKS, dan sebagainya.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen.
C.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. 1. Perkembangan Iptek dan Seni
1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.Ppengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah.
Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
2. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
1. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
2. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
1. 3. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat sekarang ini dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya.
1. 4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.

Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunan sebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.

D. Penanggulangan Permasalahan Pendidikan

  1. Pendidikan harus senantiasa diperbaharui (direnovasi) sesuai dengan perkembangan yang terjadi di luar bidang pendidikan itu sendiri. Misalnya kurukulum harus fleksibel, jika perlu diperbaharui. Kurikulum jangan mengakibatkan para pelakunya (siswa / anak didik) selalu tertinggal dibanding dengan kemajuan IPTEK di  luar dunia pendidikan tersebut.
  2.  Pendidikan ( bersama bidang yang terkait ) berusaha menahan laju pertumbuhan penduduk atau pendidikan harus mencari sistem baru yang dapat melayani semua orang yang memerlukan pendidikan.
  3. Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi. Sementara itu sistem pendidikan diperbaharui/dikembangkan sehingga dapat memenuhi aspirasi tersebut.
  4. Sistem pendidikan meningkatkan peran/fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan di seluruh pelosok tanah air. Sejalan dengan itu, pihak lain yang terkait harus dapat membuka keterisolasian sebagian desa atau membuka sarana kehidupan yang lebih baik. 





BAB III

PENUTUP


3.1   Kesimpulan
Permasalahan pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah kuantitas, mutu atau kualitas, efisiensi pendidikan, efektivitas, relevansi, dan juga tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
                Berkembangnya permasalahan pendidikan disebabkan pengaruh dari berbagai faktor yang berasal dari luar bidang pendidikan tersebut antara lain perkembangan IPTEK, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan . pengaruh tersebut perlu ditanggulangi dengan inovasi/pembaharuan pendidikan yang kontinu.




DAFTAR PUSTAKA


Tim Dosen IKIP Malang. (1987). Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
abraham. (2012). problematika Pendidikan di Indonesia. Diambil kembali dari http://abraham4544.wordpress.com
ayudinarizki. (2014, 10). Permasalahan Pendidikan. Diambil kembali dari http://www.ayudinarizki.blogspot.com
Depdikbud. (1982/1983). Materi Dasar Program Pendidikan Akta Mengajar V,(Buku II A). Jakarta: PPIPT Depdikbud.
Jaya, I. (2009). makalah permasalahan pendidikan di Indonesia. Diambil kembali dari https://van88.wordpress.com
Stafril, & Zen, Z. (2012). Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina Pers.
Tirtarahardja, U., & Sulo, L. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta: P3MTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Kamis, 05 Mei 2016

SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA ABAD KE 18 DAN 19



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Sejarah menggambarkan kejadian fakta berdasarkan pengalaman yang sebenarnya, menekankan pada proses yang terjadi pada waktu dan di tempat tertentu. Selain itu sejarah juga dipandang sebagai peristiwa yang abadi, unik dan penting. Peristiwa-peristiwa dalam perkembangan fisika tetap dikenang sepanjang masa, hanya terjadi satu kali, dan memiliki arti penting dalam menentukan kehidupan orang banyak. Sejarah mengajarkan hal-hal yang sangat penting mengenai keberhasilan dan kegagalan temuan-temuan fisika, teori-teori fisika yang pernah ada, dan hal-hal penting lainnya dalam sejarah perkembangan fisika. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan sebuah temuan atau penelitian fisika. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan permasalahan-permasalahan fisika sepanjang perkembangannya. Selain itu kita dapat mengenal tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan fisika serta penemuan apa saja yang telah mereka sumbangkan. Kita pun dapat mempelajari bagaimana suatu bangsa memberikan peranannya dalam perkembangan fisika.
Sejarah fisika sangat penting untuk dipelajari, terutama dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran fisik. Karena dengan pengetahuan sejarah yang banyak yang tentunya berkaitan dengan fisika, akan sangat memudahkan seseorang dalam memahami Ilmu Fisika. Selain itu, dengan mengetahui sejarah fisika, seseorang tidak akan merasa cepat bosan dalam mempelajari fisika karena merasa tertarik dengan hal-hal yang luar biasa yang telah dilakukan oleh para ilmuwan. Sehingga anggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat membosankan dan hanya mengandalkan rumus saja, tanpa perlu mengetahui konsep-konsep apa saja yang terkandung dalam rumus-rumus tersebut dapat dipatahkan. Setiap orang perlu mempelajari atau mengetahui semua sejarah yang berkaitan dengan fisika, karena dengan mengetahui banyak sejarah, pengetahuan akan bertambah luas, dan bahkan mungkin dari sejarah-sejarah tersebut bisa menemukan penemuan-penemuan baru yang mungkin bisa memperbaiki penemuan-penemuan sebelumnya. Jadi, intinya sejarah fisika itu penting untuk dipelajari.
Sejarah fisika sangat kompleks dan berlangsung sangat lama sehingga untuk membahasnya secara keseluruhan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, kami hanya akan mengulas perkembangan beberapa cabang fisika pada abad ke-18 dan 19 agar pembaca dapat memahami sejarah fisika sedikit demi sedikit dan berdasarkan kronologi kejadiannya.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan Fisika pada Abad ke-18 dan 19?
2.      Siapa saja Ilmuan yang memberikan kontribusi pada abad ke-18 dan 19, dan apa peran mereka?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.       Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-18.
2.       Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka pada perkembangan fisika pada abad-18.
3.       Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-19.
4.       Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka pada perkembangan fisika pada abad-19.

D.    Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca sehingga wawasan pembaca tentang perkembangan fisika bertambah luas, khususnya perkembangan fisika pada abad ke-18 dan 19.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Zaman Pencerahan (Aufklaerung)
Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (Age of Enlightenment dalam literatur berbahasa Inggris) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi dasar tonggak peradaban maju Eropa. Zaman Pencerahan terjadi sekitar tahun 1687 - 1789M, adalah masa-masa yang produktif bagi sejarah budaya barat. Seperti ditemukannya bubuk mesiu, mesin cetak, dan kompas yang menjadi perubahan besar, serta mempengaruhi dunia hingga saat ini. Terdapat 4 ciri Transformasi di Zaman Pencerahan:
1.                   Early Capitalism/ Merchantilism
2.                   Kemandirian/ Individualism
3.                   Berperannya aspek-aspek rasional
4.                   Pesatnya kemajuan teknologi
Zaman pencerahan adalah istilah yang sangat tepat untuk menamai abad ke-18 di Eropa, pada saat itu Eropa menjadi lahan perkembangan pesat bagi llmu pengetahuan dan filsafat. Sebenarnya isyarat adanya zaman pencerahan ini dapat dilacak pada abad 17. Pada abad ke - 17 itu merupakan abad pembenihan dari ilmu pengetahuan dan filsafat, penemuan teleskop mendekati permulaan abad itu telah merombak seluruh pandangan mengenai ilmu perbintangan. Filosof dari Inggris, Francis Bacon dan filsuf dari Perancis, Rene Descartes keduanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri lagi pada kekuasaan Aristoteles. Selain kedua filsuf tersebut ada banyak lagi filsuf lain meliputi filosof-filosof rasionalis seperti Baruch Spinoza, lalu ada filosof politik seperti Thomas Hobbes, dan John Locke serta pemikir pemikir skeptis Perancis seperti Pierre Bayle dsb. Dari sinilah muncul semakin banyak ketertarikan di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat. Sampai pada suatu saat lahirlah sebuah penemuan besar yang menjadi ilmu pengatahuan modern dan mungkin inilah yang menjadi penemuan terbesar pada masa itu.
            Penemuan itu adalah teori Gravitasi yang diungkapkan oleh Sir Isaac Newton, dia dianggap sebagai ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, penggunaan teleskop, penemuan baru untuk penelitian Astronomi oleh Newton telah dibuat lebih revolusioner, dan yang dilakukannya di sector mekanika telah menghasilkan apa yang terkenal dengan sebutan “Hukum Gerak Newton” yang pertama. Walaupun Copernicus dan Galileo sudah berhasil menepikan beberapa anggapan yang ngawur tentang pengetahuan purba dan telah menyumbang.
            Pengertian yang kita nilai tepat tentang alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiranpun dari mereka yang terumuskan secara sistematis. Tak lain Isaac Newton lah orang yang berhasil memberikan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan modern.

B.     Perkembangan Fisika Pada Abad Ke 18
Abad 18 seringkali disebut sebagai zaman Aufklaerung yang berarti pencerahan. Dinamakan demikian karena pada periode ini manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. Keadaan periode ini erat kaitannya dengan perode kebangkitan yang sebelumnya dianalogikan sebagai keadaan belum akil baligh, di mana manusia kurang menggunakan kemampuan akal budinya. Salah satu ciri terpenting dari zamanAufklarung adalah perkembanagn pesat ilmu pengetahuan. Dalam fisika kita kenal ilmuwan besar seperti Siir Isaac Newton. Karena rasio mendapat tempat terhormat dan menjadi pusat perhatian, maka orang mulai meragukan wahyu dan otoritas agama. Adapun cabang ilmu fisika yang berkembang selama abad ke-18 adalah :

1.      Mekanika
Mekanika berdasarkan kepada tiga hukum gerak Newton dan hukum tarikan umum Newton, yang dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan penyelidikan bermacam-macam masalah.
Hukum pertamanya adalah hukum inersia Galileo, Galileo merupakan penemu pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama.
Hukum kedua (secara matematik dijabarkan dengan persamaan F = m.a atau a = F/m menetapkan bahwa percepatan obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda. Hukum kedua Newton memiliki bentuk sama seperti hukum dinamika Aristoteles, v = kF/R, dengan dua perbedaan penting. Yang satu adalah bahwa gaya menghasilkan percepatan dari pada kecepatan, sehingga dalam ketidak hadiran gaya, kecepatan tetap konstan (hukum pertama). Perbedaan yang lain adalah bahwa hambatan terhadap gerak adalah disebabkan oleh massa benda itu sendiri,  terhadap medium di mana ia bergerak.
Hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal.

2.      Ilmu Panas
Teori panas panas selama abad ini merupakan suatu kemunduran. Dari tulisan-tulisannya Newton menganggap panas itu rapat sekali hubungannya dengan gerakan partikel yang menyusun benda itu dan nampaknya diterima oleh orang pada zaman itu. Tetapi pada permulaan abad ke 18, teori panas berubah dengan teori kalorik yang menganggap panas itu semacam zat alir yang inponderable (tidak mempunyai berat) dan disebut kalorik. Partikel-partikel kalorik ini saling tolak menolak dan menempati ruang juga dapat ditarik dan ditambahkan kepada suatu benda lain. Selain itu kalorik ini mempunyai affinited materi-materi. Teori kalorik dapat menerangkan dengan baik sekal, mengapa benda mengembang bila dipanaskan, sebagai berikut : sebuah benda dipanaskan jumlah kalorik dalam benda itu bertambah dan partikel-partikel kalorik itu menemukan ruangan-ruangan antara atom–atom benda itu, sehingga atom-atom itu jaraknya bertambah karena dorongan kalorik itu, sehingga akibatnya benda itu mengembang.
            Panas yang timbul karena pukulan disebabkan karena pembebasan dari beberapa kalorik yang mengembun didalam atau yang diserap benda itu, tiba-tiba bertambah jumlahnya dengan kalorik bebas. Black menerangkan panas yang diserap dan panas spesifik berdasarkan teori ini. Sampai akhir abad ke 19, teori kalorik panas ini pada umumnya diterima oleh orang.

3.      Cahaya 
Suatu peristiwa dalam sejarah ilmu fisika yang patut dicatat adalah penemuan aberasi cahaya oleh bradley dalam tahun 1728. Dengan menghilangkan bintang-bintang paralax yang diukur dari lintasan sistem Copernicus merupakan masalah pemikiran Astronomi. Thyco telah mengenalnya dan menyelidiki dari arah yang berlawanan dari arah lintasan bumi. Bintang-bintang itu memperlihatkan perpindahan perspektif, tetapi observasi itu meyakinkannya bahwa perpindahan semacam itu tidak akan melebihi dari satu menit busur. Penyelidik-penyelidik lainnya gagal dalam menentukan efek-efek tersebut.
Dalam tahun 1725 Bradley mulai dengan observasi sistematik posisi bintang Zenith, Y Draconius dengan harapan untuk mengukur jarak-jarak bintang tersebut. Bila paralaks Stellar ada, bintang-bintang ini paling jauh di selatan pada bulan Desember kemudian bergerak ke arah utara sampai posisi maksimum enam bulan kemudian. Paling jauh di selatan pada bulan maret dan paling jauh ke utara pada bulan September. Dimana jarak angular antara kedua posisi kira-kira 40 detik busur.
Bradley meneruskan observasi dengan bintang-bintang lain didalamtahun1728, dia mendapat kesimpulan bahwa observasi itu tidak hanya disebabkan karena paralak, tetapi juga karena perpindahan tempat bintang disebabkan kombinasi kecepatan cahayanya dengan bumi dalam orbitnya. Kecepatan cahaya yang ditemukannya itu sesuai yang ditentukan Romer setengan abad dahulu dengan gerak bulan-bulan Yupiter yang merupakan penentuan pertama dari kecepatan cahaya. Penemuan Brad merupakan deretan pertama dari dasar-dasar teori relativitas moderen.
Teori hakekat cahaya boleh dikatakan tidak ada dalam abad ini. Beberapa penulis lebih cendrung menerima teori Corpusculair Newton dan yang terbanyak waktu itu hanya mengikuti seperti pada zaman Aristotle dulu. Kelambatan teori cahaya di abad ini disebabkan kurangnya eksperimen, karena orang-orang dizaman ini telah mempercayai bahwa ilmu itu tidak dapat maju bila hanya berdasarkan spekulasi saja.

4.      Listrik
Dalam abad ini penyelidikan listrik itu hanya terutama dalam lapangan listrik statik saja. Pada awal tahun 1700-an,peristiwa hantaran listrik juga di temukan oleh Stephen Gray. Lebih jauh Gray juga berhasil mencatat beberapa benda yang bertindak sebagai konduktor dan isolator listrik.
Pada awal tahun 1700-an, ilmuan Perancis, Charles Dufay secara terpisah mengamati bahwa muatan listrik terdiri dari dua jenis.Ia juga menemukan fakta bahwa muatan listrik yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik yang berbeda jenis akan tarik menarik.
Pada tahun 1752-an ilmuan Amerika, Benjamin Franklin merumuskan teori bahwa listrik merupakan sejenis fluida (zat alir) yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lain. Pada tahun 1766 ahli kimia Inggris, Joseph Priestley membuktikan secara eksperimen bahwa gaya di antara muatan- muatan listrik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara muatan-muatan tersebut.
Pada tahun 1773, Charles-Augustin de Coulomb melakukan percobaan awal meliputi tekanan yang bisa memecahkan suatu benda dan ini adalah awal ilmu modern tentang kekuatan benda-benda. Karya Charles-Augustin de Coulomb di bidang listrik dan magnet membuatnya begitu terkenal, yang diterbitkan dalam serangkaian makalah antara tahun 1785 dan 1789.
Charles-Augustin de Coulomb melakukan percobaan dengan magnet kompas, ia langsung melihat bahwa gesekan pada sumbu jarum menyebabkan kesalahan. Ia membuat kompas dengan jarum tergantung pada benang lembut. Dan ia menarik kesimpulan “besarnya puntiran pada benang haruslah sama dengan kekuatan yang mengenai jarum dari medan magnetik bumi”. Ia mempelajari akibat gesekan pada mesin-mesin dan menampilkan teori tentang pelumasan. Tahun 1785 keluarlah hukum Coulomb : “daya tarik dan daya tolak kelistrikan antara dua benda yang bermuatan listrik adalah perkalian muatannya dengan kuadrat terbalik dari jaraknya. Rumus ini sangat mirip dengan hukum gravitasi Newton.
Pada tahun 1791, ahli biologi Italia, Luigi Galvani mengumumkan hasil percobaannya yaitu otot pada kaki katak akan berkontraksi ketika di beri arus listrik.Dia mengalirkan listrik melalui kaki katak dan melihat bahwa kaki katak itu bergerak. Dia menyentuh kaki katak dengan pengait tembaga yang digantungkan pada rel besi dan kaki itu mengendut. Dia berpikir bahwa dia menemukan “listrik hewan” padahal sesungguhnya dia menemukan titik awal penemuan baterei sederhana.

C.    Ilmuwan Fisika Pada Abad Ke-18
1.      Sir Isaac Newton ( 1642 M – 1727 M )
Isaac Newton lahir di Woolsthrope, Inggris. Dia  lahir di tahun kematian Galileo. Penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu benda didasarkan pada tiga hukum fundamental.
Diantara banyak prestasi Newton, ada satu  yang merupakan penemuan terbesar ialah ‘Hukum Gravitasi’. Pada penemuan ini, Newton menggunakan dengan baik penemuan penting sebelumnya tentang pergerakan angkasa yang dibuat oleh Kepler dan yang lainnya. Newton menyadari hukum semacam ini pada pertengahan 1660. Pada masa kreatif ini, ia menulis hampir satu abad kemudian bahwa,“Saya menarik kesimpulan bahwa kekuatan yang menjaga planet-planet pada orbitnya pasti berbanding terbalik sama dengan kuadrat dari jarak mereka dengan pusat dimana mereka berevolusi”. Diungkapkan sebagai sebuah persamaan  di mana F gaya gravitasi diantara dua benda bermassa m1 dan m2, r adalah jarak antara pusat-pusatnya, dan G adalah tetapan gravitasi . Gerak sebuah planet mengelilingi matahari adalah suatu kombinasi gerak garis lurus yang ia harus miliki jika tak ada gaya yang bekerja kepadanya dan percepatannya karena gaya gravitasi matahari. 
2.      Daniel Bernoulli (1700 -1782)
Daniel Bernoulli ( 8 Pebruari  1700 – 17 Maret  1782) adalah ilmuwan swiss Ahli matematik. Keahlian matematikanya untuk diaplikasikan ke mekanika, terutama ilmu mekanika zat cair (fluida) dan gas. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
3.      Leonhard Euler (1707- 1782)
Leonard Euler lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia diterima masuk Universitas Basel tahun 1720 tatkala umurnya baru mencapai tiga belas tahun. Euler khusus ahli mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum umum mekanika, yang telah dirumuskan di abad sebelumnya oleh Isaac Newton, dapat digunakan dalam jenis situasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali.
Euler mendampingi Bernaulli dalam penyelidikannya mengenai mekanika zat alir dan menemukan koefisien tekanan atau bilangan Euler dengan symbol Eu. Telah menemukan persamaan umum konversi angulair momentum pada tahun 1746.
4.      Lagrange (1736- 1813)
Telah memberikan persamaan menurut namanya sendiri, suatu metode umum dalam menghadapi tiap-tiap persoalan, penggunaan bermacam-macam koordinat yang telah terkenal sampai sekarang. Persamaan Lagrange merupakan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin waktu.   Waktu berpengaruh dalam persaman Lagrange dikarenakan persamaan transformasi yang menghubungkan koordinat kartesian dan koordinat umum mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya, persamaan Lagrange ekivalen dengan persamaan gerak Newton,  jika koordinat yang digunakan adalah koordinat kartesian.
5.      James Black (1728 -1799)
Seorang professor Kimia di Glasgow dan Edinburg, mengadakan pengukuran tentang panas campuran dan penguapan air yang membawa kepada teori calorimeter modern.Dia telah memberikan perbandingan antara temperature dan panas (banyaknya panas).
6.      Stephen Gray (1670-1736)
Memberikan perbedaan antara konduktor dan isolator listrik dan menunjukkan bahwa benda-benda konduktor dapat diberi listrik apabila disekat dari sekitarnya terutama dari tanah.
7.      Charles Du Fay (1698-1739)
Memperlihatkan bahwa nyala api dapat memberikan daya pengosongan (pelepasan muatan listrik) dan ada dua jenis listrik yang disebutnya “Vitreous” dari “ Resinous” Du Fay adalah penganjur dari teori dua jenis zat cair listrik. Jenis yang pertama dari zat cair listrik itu mempunyai sifat-sifat listrik positif (Vitreous) dan jenis kedua mempunyai sifat listrik negatif (Resinous).
8.      Benyamin Franklin (1706-1790)
Ia adalah ahli ilmu alam bangsa Amerika Utara yang memulai experimennya kira-kira tahun 1745. Satu dari observasinya yang pertama adalah efek dari titik-titik dalam membuang dan menolak api listrik. Dia penganjur teori satu jenis zat cair listrik. Dalam tahun 1750 Franklin memulai spekulasinya dengan identitas listrik dengan klilat yang banyak memperlihatkan persamaan-persamaan dan anjuran bahwa dengan pertolongan tongkat besi yang disodorkan ke atas dapat menarik api listrik dari awan. Tulisan Franklin disiarkan di Eropa dan tahun 1752. Dalibiard mencoba dengan sebuah eksperimen di Paris, dan menguatkan ramalan Franklin tersebut. Tidak lama kemudian Franklin membuat layang-layang eksperimen yang terkenal dan diketahui oleh setiapanak sekolah. Percobaan ini telah membuktikan bahwa :
a.       Awan hujan bermuatan listrik.
b.      Kilat adalah gejala listrik di angkasa
Research Franklin ini telah membuktikan suatu penyelidikan baru bagi para ahli lainnya tentang listrik.
9.      Charles Augustin De Coulomb (1736-1806)
Ahli ilmuan alam bangsa Prancis yang pekerjaan-pekerjaanya tumbuh dari kemajuan secara torsi, yang orisinilnya adalah penyelidikan untuk torsi elastisitas sebuah kawat. Dalam periode 1785-1789 dia telah menyiarkan 7 paper mengenai listrik dan matematika dalam “Memories des L’Academic Royale des Sciences”. Dalam paper ini dia memperlihatkan dengan pengertian neraca torsinya, sebagai berikut :
1.       Bahwa gaya listrik statis mengikuti hukum kuadrat inversi yang kita kenal sebagai hukum Coloumb. “dua muatan listrik saling tolak menolak atau tarik menarik dengan gaya yang berbanding dengan hasil kali kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya”.
2.       Muatan listrik pada konduktor yang bermuatan hanya berada dipermukaan penghantar, dan kapasitas suatu benda tidak bergantung kepada materi yang menyusun benda tersebut. Dia mempertahankan teori dua jenis zat cair listrik.


D.    Perkembangan Fisika Pada Abad Ke 19
Abad ke 19 dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. 
Fisika Klasik adalah fisika yang didasari prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum bangkitnya teori kuantum, biasanya termasuk teori relativitas khusus dan teori relativitas umum.  Pada fisika klasik pendekatan terhadap pemecahan persoalan pada umumnya lebih didasarkan pada dalil - dalil mekanika gerak.
Pada zaman ini pemahaman dibidang kefisikaan masih sempit dan perkembangannya tidak seluas pada perkembangan konsep-konsep fisika modern. Pemikiran-pemikiran pada zaman ini adalah :

1.      Mekanika Klasik
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika partikel demikian, ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh hukum kedua Newton. Hukum ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh gaya atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari momentum sama dengan gaya tersebut". Hukum-hukum gerak Newton baru memiliki arti fisis, jika hukum-hukum tersebut diacukan terhadap suatu kerangka acuan tertentu, yakni kerangka acuan inersia (suatu kerangka acuan yang bergerak serba sama - tak mengalami percepatan). Prinsip Relativitas Newtonian menyatakan, "Jika hukum-hukum Newton berlaku dalam suatu kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka acuan lain yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama".
Konsep partikel bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau interaksi dari luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya). Gerak partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen) posisi titik asal sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam ruang. Dikatakan, dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan isotropik. Jika partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem koordinat selama interval waktu tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah waktu bersifat homogen.

2.      Termodinamika Klasik
Thermodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas dan bentuk – bentuk energi lainnya. Thermodimika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan dengan transformasi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya . energi dan materi sangat berkaitan erat, sedemikian eratnya sehingga perpindahan energi akan menyebabkan perubahan tingak keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lainnya. Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif dan tidak membatasi arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada kemungkinan terjadinya proses dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari perpindahan bersih panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran eksperimental ini di kenal dengan hukum kedua termodinamika.
Keterbatasan termodimika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem dari sudut pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat. Untuk membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaan suatu sistem dengan perincian mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhannya seperti tekanan , volume dan temperature yang dapat diukur secara lansung dan tidak menyangkut asumsi – asumsi mengenai struktur zat.
Termodinamika klasik tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses tetapi membahas keadaan-keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang termodinamika jumlah panas yang dipindahkan selama suatu proses hanyalah sama dengan beda antara perubahan energi sistem dan kerja yang dilaksanakan., jelaslah bahwa analisa ini tidak memperhatikan mekanisme aliran panas maupun waktu yang diperlukan untuk memindahkan panas tersebut.
Termodinamika klasik mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat terjadi, namun termodinamika klasik tidak menjelaskan bagaimana cara panas dapat berpindah. Kita mengenal bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
3.      Elektrodinamika Klasik dan Gelombang
Elekrodinamika, sesuai dengan namanya adalah kajian yang menganalisis fenomena akibat gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnetan. Kendati elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik, hukum-hukum elektrodinamika yang dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai dengan teori Relativitas, salah satu pilar dari fisika modern. Teori elektromagnet membahas medan elektromagnet, yaitu medan listrik dan medan magnet. Kedua besaran ini berhubungan dengan rapat muatan dan rapat arus. Bagian ini tidak akan mengulas secara rinci teori medan elektromagnet sebab dapat diperoleh dalam kuliah khusus tentang elektrodinamika. Hal yang perlu dikemukakan di sini adalah bahwa menurut Maxwell, medan listrik dan magnet memenuhi persamaan.
Persamaan ini mengungkapkan bahwa medan elektromagnet merambat dalam ruang dalam bentuk gelombang dengan kecepatan tetap v. Maxwell adalah orang pertama yang mengungkapkan bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah gelombang cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi frekuensi sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000 A - 7000A), hingga radiasi frekuensi tinggi seperti Sinar-X.
Dalam kajian optika dipahami bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang menunjukkan bahwa konsep cahaya sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi guna menjelaskan secara lebih tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep cahaya sebagai gelombang adalah mutlak.
Pada prinsipnya fisika klasik berpandangan bahwa materi terdiri atas partikel dan radiasi terdiri atas gelombang. Pandangan ini menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam. Contohnya, gaya yang dialami oleh partikel bermuatan seperti, elektron dan proton, dengan massa masing-masing muatan listrik satu satuan, berinteraksi melalui interaksi gravitasi (massa) dan elektromagnetik. Geraknya dapat dijelaskan melalui Hukum Lorentz. Akan tetapi, teori klasik tidak mampu menjelaskan bagaimana interaksi partikel ini dengan cahaya (radiasi).

E.     Ilmuwan Fisika Pada Abad Ke-19
1.      Michael faraday
Michael Faraday lahir tahun 1791 di Newington, Inggris. Berasal-usul dari keluarga tak berpunya dan umumnya belajar sendiri. Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Ini membikin Faraday berkesimpulan, jika magnit diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Betapapun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini.
Pada tahun 1831, Faraday menemukan bahwa bilamana magnit dilalui lewat sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat sedangkan magnet bergerak. Keadaan ini disebu “pengaruh elektromagnetik” dan penemuan ini disebut “Hukum Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan Faraday yang terpenting dan terbesar.
Ini merupakan penemuan yang monumental, dengan dua alasan. Pertama, “Hukum Faraday” mempunyai arti penting yang mendasar dalam hubungan dengan pengertian teoritis kita tentang elektromagnetik. Kedua, elektromagnetik dapat digunakan untuk menggerakkan secara terus menerus arus aliran listrik seperti diperagakan sendiri oleh Faraday lewat pembuatan dinamo listrik pertama. Meski generator tenaga pembangkit listrik kita untuk mensuplai kota dan pabrik dewasa ini jauh lebih sempurna daripada apa yang diperbuat Faraday, tetapi kesemuanya berdasar pada prinsip serupa dengan pengaruh elektromagnetik.
2.      Thomas young
Young terlahir di Milverton, Inggris pada tanggal 13 Juni 1773. ia termasuk anak ajaib, karena pada umur 2 tahun ia sudah pandai membaca dengan lancar. Pada umur 14 tahun Young telah menguasai sedikitnya 5 bahasa. Thomas Young adalah ahli fisika Inggris, dokter, penemu teori gelombang cahaya Young, penemu akomodasi mata dan astigmatisma, penemu hukum interferensi cahaya, penemu teori tiga warna Young-Helmholtz, ahli tulisan mesir kuno,pengarang, guru besar, sekretaris, anggota Royal Society.


3.      Andre marie ampere
Andre Marie Ampere lahir di dekat Lyons, Prancis, ia adalah seorang anak saudagar yang kaya raya. Ayahnya sendiri yang memberikan pendidikan dasar padanya. Ia menunjukkan bakat cemerlang dibidang matematika dan pada umur belasan tahun sudah membaca karya-karya para ahli matematika terkenal. ia berhasil menemukan “Hukum Ampere” yang mengatakan bahwa suatu arus yang berjalan pada suatu kawat atau benda penghantar listrik lainnya, yang menunjuk ke utara akan membelokkan arah jarum kompas ke arah timur.
Di samping menemukan hukum matematika di bidang elektromagnetik, Ampere juga menyatakan bahwa suatu kumparan kawat yang dialiri arus listrik akan memiliki sifat kemagnetan dan jika sebatang besi diletakkan diantara kumparan tersebut, maka besi itu akan bersifat sebagai magnet. Susunan kumparan dan besi itu dinamakannya solenoid dan nama itu masih digunakan sampai sekarang.
Dari berbagai percobaannya, Ampere menyimpulkan bahwa magnet abadi ditimbulkan oleh adanya arus listrik lemah pada batang besi magnet, dan daya magnet bumi menunjukkan bahwa dalam bumi terdapat arus listrik. pemikiran ini banyak mengilhami pemikiran modern di bidang elektromagnetik.
4.      George ohm
Georg Simon Ohm menjelaskan kemampuan beberapa zat dalam menghantarkan arus listrik dan mengemukakan hukum Ohm tentang hantaran listrik. Hukum inilah yang dikenal dengan nama Hukum Ohm. Tahanan listrik dalam sirkuit listrik dihitung dengan satuan yang disebut “Ohm” yang diambil dari namanya. Hukum ohm membuat kaitan antara voltase dan arus sangat mudah dimengerti, tapi mulanya ilmuwan di Jerman tidak menganggap serius pendapat ini.
5.      James prescott joule
James Prescott Joul lahir di Salford, Lancashire, Inggris pada 24 Desember 1818. James Prescott Joule merumuskan Hukum Kekekalan Energi , yaitu "Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.". Sebuah Hukum kekekalan energi ini yang juga menjadi hukum fisika yang sangat berpengaruh dan menjadi pegangan untuk ilmu Fisika Modern.
6.      Alessandro volta
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta adalah seorang fisikawan Italia yang dilahirkan dari keluarga bangsawan. Ia lahir pada 8 Februari 1745 di Como, Lombardia, Italia. Waktu kecil ia tak kelihatan istimewa karena Volta kecil baru bisa berbicara pada usia empat tahun. Namun tak disangka, pada usia tujuh tahun ketika ayahnya meninggal dunia, ia sudah memiliki kemampuan sejajar dengan anak-anak lainnya. Pada usia 14 tahun Volta menegaskan keinginan untuk menjadi seorang ahli fisika. Volta tertarik pada fenomena yang terjadi pada masa itu, yaitu listrik.
Pada tahun 1774, Alessandro Volta merancang penemuan pertamanya yaitu Electrophorus, sebuah alat yang menghasilkan listrik statis. Selama bertahun-tahun di Como, ia belajar dan bereksperimen dengan atmosfer statis listrik dengan membakar bunga api. Pada tahun 1777 ia memperoleh gelar profesor fisika dari The University of Pavia. Di sanalah ia menemukan baterai pada tahun 1800. Dari penemuannya itu, ia diangkat menjadi anggota Royal Society dan mendapat hadiah Medali Copley.
7.      Benjamin Thompson (1753 – 1814)
Benjamin Thompson atau 'Count Rumford' adalah penemu, ilmuwan, negarawan, dan tentara terkenal kelahiran Amerika. Benjamin Thompson dilahirkan di Woburn Utara, Massachusetts pada tanggal 26 Maret 1753 beragama Anglican. Thompson aktif meneliti berbagai hal, terutama bidang Fisika. Sekitar tahun 1975, Benjamin Thompson meneliti tentang gaya pada bubuk mesiu dan membangun sistem sinyal kelautan yang baru bagi tentara Inggris. Kontribusinya yang terbesar pada dunia Fisika adalah pemikirannya tentang teori kalor.
Pada akhir abad ke-18, teori kalori yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan fluida yang dapat mengalir ke dalam tubuh ketika dipanaskan dan mengalir keluar ketika didinginkan. Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan adanya penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di dalam laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry concerning the Source of Heat excited by Friction" (1798).
Benjamin Thompson mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis akan menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis. Peristiwa itu tak dapat dijelaskan dengan teori kalori terdahulu. Di dalam laporan tersebut terdapat perhitungan jumlah kuantitas kalor yang diproduksi oleh energi mekanis. Teori yang dikemukakan Thompson bertentangan dengan teori kalori yang terdahulu dan banyak orang pada saat itu yang tidak yakin dengan Thompson hingga James Maxwell mengemukakan teori kinetik kalor pada tahun 1871. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven, ketel ganda, dan pakaian penahan panas, serta mengembangkan cerobong asap dan tungku perapian yang ada.
8.      James Clerk Maxwell
James Clerk Maxwell lahir di Edinburg, Skotlandia pada tanggal 13 Juni 1831. Dia anak tunggal dari John Clerk, seorang pengacara. Tidak lama setelah James lahir, keluarga John Clerk pindah ke tanah warisan nenek moyang Maxwell, di Glenlair, pinggiran kota Edinburgh. Pada waktu itulah John Clerk mengambil nama keluarga tambahan, yaitu Maxwell.
Tujuan utama Maxwell meneliti listrik dan magnet adalah untuk menghasilkan kerangka matematika yang mendasari hasil eksperimen serta gagasan Faraday mengenai teori medan. Keempat persamaan matematika yang dihasilkan Maxwell dinilai setingkat dengan hukum gerak Sir Isaac Newton dan teori relativitas Albert Einstein, yang dianggap sebagai sumbangan terbesar bagi fisika. Ketika Maxwell menghitung kecepatan gelombang elektromagnetik, dia menemukan bahwa kecepatannya hampir sama dengan kecepatan cahaya. Dia menyimpulkan bahwa cahaya adalah jenis lain dari gelombang elektromagnetik.
9.      Joseph Louis Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850)
Kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk 2 hukum yang berkenaan pada gas. Gay-Lussac dilahirkan di St Leonard dari Noblac, di bagian Haute-Vienne. Pada 1802, Gay-Lussac pertama kali merumuskan hukum bahwa gas berkembang secara linear dengan tekanan tetap dan suhu yang bertambah (biasanya banyak dikenal sebagai Hukum Charles).
Pada 1808, ia merupakan ko-penemu boron, penemu Hukum Gay-Lussac, sianogen, hidrometer, alkoholmeter, pelopor penelitian sifat-sifat gas dan teknik analisis kimia, serta salah seorang perintis meteorologi. Dia juga yang menerbangkan balon cuaca pertama di dunia. Setahun setelah lulus dari Politeknik Paris, ia ditawari pekerjaan oleh Claude-Louis Berthollet, seorang kimiawan Prancis yang ter- kemuka. Berthollet mempunyai laboratorium sendiri dan memimpin sekelompok ilmuwan muda di daerahnya. Gay-Lussac mengadakan banyak riset bersama Berthollet dan Pierre Simon Laplace, dua ilmuwan yang dibiayai dan dilindungi Napoleon Bonaparte.
10.  Rudolf Julius Emanuel Clausius (2 Januari 1822 - 24 Agustus 1888)
Ia adalah seorang fisikawan Jerman dan matematika dan dianggap salah satu pendiri pusat ilmu termodinamika. Dengan penyajian kembali konsep Sadi Carnot. prinsip yang dikenal sebagai siklus Carnot, ia menempatkan teori panas secara lebih benar. Pada tahun 1850, Rudolf Clausius menemukan hukum kedua termodinamika. Hukum ini menyatakan bahwa "entropi" (yaitu, perbandingan antara energi yang dikandung sebuah benda dengan suhunya) selalu bertambah dalam tiap perubahan bentuk energi, contohnya: dalam sebuah mesin uap.Menurut hukum kedua termodinamika, atom, ketika dibiarkan sendiri akan bercampur dan mengacak dirinya sendiri sejauh mungkin. Misalnya: karat terjadi karena atom-atom besi cenderung bercampur dengan oksigen dari udara di sekelilingnya untuk membentuk oksida besi. Pada tahun 1865 ia memperkenalkan konsep entropi.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (Age of Enlightenment dalam literatur berbahasa Inggris) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi dasar tonggak peradaban maju Eropa. Zaman Pencerahan terjadi sekitar tahun 1687 - 1789M, adalah masa-masa yang produktif bagi sejarah budaya barat. Seperti ditemukannya bubuk mesiu, mesin cetak, dan kompas yang menjadi perubahan besar, serta mempengaruhi dunia hingga saat ini. Terdapat 4 ciri Transformasi di Zaman Pencerahan:
a.       Early Capitalism/ Merchantilism
b.      Kemandirian/ Individualism
c.       Berperannya aspek-aspek rasional
d.      Pesatnya kemajuan teknologi
2.      Abad 18 seringkali disebut sebagai zaman Aufklaerung yang berarti pencerahan. Dinamakan demikian karena pada periode ini manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. Salah satu ciri terpenting dari zaman Aufklarung adalah perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Dalam fisika kita kenal ilmuwan besar seperti Siir Isaac Newton. Pada abad ke-18, pekembangan cabang ilmu fisika meliputi : mekanika, ilmu panas, cahaya, dan listrik. Ilmuwan yang berkontribusi dalam perkembangan fisika abad ke 18 diantaranya adalah : Sir Isaac Newton, Daniel Bernoulli, Lagrange, James Black, Stephen Gray, Du Fay, Benyamin Franklin, Leonhard Euler, Dan Charles Augustin De Coulomb.
3.      Abad ke 19 dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini ilmu fisika yang mengalami perkembangan secara signifikan adalah mekanika, thermodinamika klasik, listrik-magnet,dan gelombang. Ilmuwan yang berkontribusi dalam perkembangan fisika abad ke 19 diantaranya adalah : Michael Faraday, Thomas Young, Andre Marie Ampere, George Ohm, James Prescott Joule, Alessandro Volta, Benjamin Thompson, James Clerk Maxwell, Joseph Louis Gay-Lussac, Rudolf Julius Emanuel Clausius.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah penyadari banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, pemakalah meminta kritikan dan saran kepada pembaca khususnya dosen pembimbing yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.